Let's Go Literacy

Kesenian

Pertunjukan Seni dan Tari Betawi: Setu Babakan sering mengadakan pertunjukan seni dan tari tradisional Betawi, di mana para penari dan musisi lokal menampilkan tarian dan musik khas Betawi. Pertunjukan ini memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan seni tradisional Betawi secara langsung.

Kesenian dan budaya merupakan salah satu karakter yang bisa membangun peradaban. Keberadaan budaya Betawi termasuk kesenian tradisionalnya merupakan aset terbesar Indonesia.

Umumnya, kesenian dinyatakan sebagai ekspresi jiwa manusia akan keindahan. Pada masyarakat Betawi Kesenian terwujud dalam bermacam-macam bentuk seperti Seni Sastra, Seni Musik, Seni Tari, Seni Bela Diri dan Seni Teater.

Berikut Kesenian Budaya Betawi dan keanekaragamannya.

Seni Sastra:

1. Hikayat

Sastra klasik Betawi (yang masih berbentuk manuskrip atau tulisan tangan) pada umumnya, berkisah tentang hikayat yang bersumber dari khasanah sastra lokal maupun nonlokal. Yang lokal biasanya bersumber dari kisah dunia perwayangan. Misalnya Hikayat Wayang Arjuna, Hikayat Asal Mulanya Wayang, dan Lakon Jaka Sukara. Yang nonlokal bersumber dari kisah-kisah Timur Tengah. Misalnya Hikayat Nahkoda Asyik, Hikayat Merpati Mas dan Merpati Perak, dan Hikayat Sutan Taburat.

Manuskrip sebagaimana disebut di atas, disalin oleh Muhammad Bakir pada akhir abad 19. Manuskrip karya Bakir ini, ditulis dengan aksara Jawi atau sering disebut arab gundul. Bakir menghasilkan manuskrip tidak kurang dari 60 judul. Sebagian besar manuskrip itu tersimpan di luar negeri seperti di Leningrad, Rusia; Belanda dan Inggris.

2. Pantun Betawi

Pantun Betawi sebagaimana pantun pada masyarakat Melayu umumnya, mempunyai kaidah atau pakem yang sudah baku. Bila pada pantun masyarakat Melayu yang hidup selama ini, sifatnya sangat formal, maka pantun Betawi justru sebaliknya. Ciri pantun Betawi yang mencolok adalah penggunaan Bahasa Betawi yang khas dengan pilihan kata dan unsur bunyi yang terkesan kocak, spontan, dan blak-blakan.

Kecairan pantun Betawi dapat kita temui dalam format yang “melenceng” dari pakem. Pakem pantun pada umumnya terdiri atas 4 baris, 2 baris pertama disebut sampiran, dua baris terakhir disebut isi. Penting diketahui pola penulisan pantun dikenal dengan istilah rima. Rima artinya persamaan suku kata pada tiap akhir baris atau dikenal dengan pola ab-ab.

Keistimewaan pantun Betawi justru berpola lebih bebas. Selain berpola rima ab-ab dikenal pula pola aa-aa. Begitupula dalam hal baris, berpola 4 baris yang disebut pantun, dan berpola 2 baris yang disebut karmina. Bahkan ada yang berpola 6 baris.

Berkenaan dengan isi pantun, sejumlah pantun Betawi mengungkapkan berbagai nasihat yang berkaitan dengan etika, moral, adab, sopan santun, humor, nasihat, ajaran-ajaran agama, dan kritik sosial.

Berbalas pantun sering digunakan dalam acara perkawinan yang biasa disebut Buka Palang Pintu. Caranya, si keluarga mempelai pria menjelaskan maksud kedatangan mereka dengan menggunakan pantun Betawi. Keluarga mempelai wanita juga menjawab dengan pantun, sehingga terjadilah berbalas pantun.

3. Jampe

Jampe Betawi adalah teks lisan yang memadukan kosakata berbagai bahasa dengan pilihan kata yang mementingkan persamaan bunyi atau rima. Teks lisan ini diyakini mempunyai keistimewaan karena para penggunanya memanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Misalnya untuk pengobatan, mengusir roh jahat, agar mendapatkan kemudahan dalam usaha dan sebagainya. Karena fungsinya seperti itu, maka orang-orang yang membaca dan memanfaatkannya adalah orang-orang tertentu, seperti dukun, dan tetua adat.

Beberapa sumber mengatakan bahwa Jampe Betawi sebenarnya paling sarat dengan nilai sastra. Pembacaan jampe oleh para dukun bukan hanya memancarkan aura magis yang menyembuhkan orang sakit, tapi intonasi dan cara baca itu pun memiliki kekhasannya sendiri sehingga pada situasi itu tercipta panggung sastra. Boleh dikatakan jampe adalah salah satu jenis sastra lisan yang kemunculannya paling awal karena faktor kegunaannya bagi publik.

Berikut contoh jampe (jampe untuk mengobati penyakit bengok):

Nene unduk-unduk 

Kaki unduk-unduk 

Ada daging mengungsir 

Daging mengungsir uda kaga 

Ada daging si kapes-kapes

Si kapes-kapes uda kaga 

Pes limpes urip wares

Sengidu putih 

Yah, ora apa-apa 

Seni Musik:

1. Tanjidor

Tanjidor merupakan kesenian khas masyarakat Betawi yang sangat identik dengan iringan musik yang khas. Alat musik yang sering digunakan di pertunjukan Tanjidor ialah klariet, terompet, piston, trombone, dan masih banyak lagi. Pemain musik kesenian ini biasanya sekitar 7 sampai 10 orang.

2. Orkes Gambus

Orkes Gambus dahulu dikenal dengan sebutan irama Padang Pasir. Pada tahun 1940-an orkes gambus menjadi tontonan yang disenangi. Bagi orang Betawi, tanpa nanggap gambus pada pesta perkawinan atau khitanan dan sebagainya terasa kurang sempurna.

Orkes Gambus sudah ada di Betawi awal abad ke 19. Saat itu banyak imigran dari Hadramaut (Yaman Selatan) dan Gujarat datang ke Betawi yang membawa pengaruh seni musik ini.

3. Orkes Samrah dan Tonil Samrah

Orkes Samrah adalah ensambel musik Betawi. Instrumen musiknya antara lain: harmonium, biola, gitar, string bass, marakas, banjo, dan bass betot. Dalam menyajikan lagu, unsur alat musik harmonium sangat dominan. Maka Orkes Samrah disebut pula sebagai Orkes Harmonium. Orkes ini dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dalam berbagai acara. Terutama untuk memeriahkan resepsi pesta pernikahan.

Lagu-lagu Orkes Samrah berisi nasehat dan saling mencintai sesama makhluk hidup.  Judul lagu Orkes Samrah antara lain : Assamaualaikum, Buruh Putih, Cendrawsaih, Cik Abang, Godaan Syetan, Musalma, Nangka Muda, Pakpung Pak Mustape, Penyakit Cinta, Sawo Mateng, Sirih Kuning, Teluk Jakarta, Kicir-Kicir, Senandung Jakarta, Jali-Jali dan sebagainya.

Musik Samrah digunakan untuk mengiringi tari dan tonil. Tonil adalah jenis seni teater. Seperti teater Betawi pada umumnya, Tonil Samrah merupakan pengembangan dari teater bangsawan dan komedi stambul. Ia sudah muncul di Betawi sekitar tahun 1918. Tonil Samrah termasuk kesenian yang komplit: musik, pantun, tari, lawak, dan lakon.

Pada awalnya, seluruh pemain Tonil Samrah umumnya laki-laki. Karena kesenian ini memegang prinsip agama Islam, yang melarang campur baurnya lelaki dan perempuan dalam satu kegiatan.

Pada tahun 1940-an, khususnya pada masa pendudukan Jepang, Tonil Samrah mengalami paceklik. Baru pada tahun 1950-an tonil ini muncul kembali, tetapi namanya menjadi Orkes Harmonium. Tonil Samrah sesudah kemerdekaan ini ditata lebih rapi dan dikemas seperti halnya persiapan pementasan teater. Pemain perempuan sudah diperbolehkan ikut meramaikan pementasan.

4. Rebana Hadroh

Rebana Hadroh berukuran 25 cm – 35 cm dan lebih besar dari rebana Ketimpring. Pada badan rebana (kelongkongan) dipasang tiga lempengan logam berbentuk bundar yang berfungsi sebagai kecrek. Rebana ini terdiri atas tiga instrumen yang posisi maupun fungsinya agak mirip, yakni : Bawa (berfungsi sebagai komando), Ganjil/Seling (pengiring), dan Gedug (pengiring). Bawa yang berfungsi sebagai komando irama pukulannya lebih rapat, Ganjil/Seling yang isi mengisi dengan Bawa sedangkan Gedug fungsinya mirip dengan bass. Selain berfungsi sebagai hiburan pada resepsi perkawinan, Hadroh dimainkan untuk meramaikan acara maulid Nabi Muhammad SAW.

Lagu-lagu Rebana Hadroh diambil dari syair Diiwan Hadroh dan syair Addibaai. Yang khas dari pertunjukan Rebana Hadroh adalah Adu Zikir. Dalam Adu Zikir tampil dua grup yang silih berganti membawakan syair Diiwan Hadroh. Grup yang kalah umumnya grup yang kurang hafal membawakan syair Diiwan Hadroh.

5. Rebana Ketimpring

Rebana Ketimpring jenis rebana yang paling kecil. Garis tengahnya hanya berukuran 20 sampai 25 cm. Dalam satu grup ada tiga buah rebana. Ketiga rebana itu mempunyai sebutan, yaitu rebana tiga, rebana empat, dan rebana lima. Rebana lima berfungsi sebagai komando. Sebagai komando, rebana lima diapit oleh rebana tiga dan rebana empat. Rebana Ketimpring disebut juga Rebana Ngarak.

Sesuai dengan namanya, Rebana Ngarak berfungsi mengarak dalam suatu arak-arakan. Rebana Ngarak biasanya mengarak calon mempelai pengantin pria menuju ke rumah calon mempelai pengantin wanita. Syair lagu Rebana Ngarak biasanya shalawat. Syair shalawat itu diambil dari kitab maulid Syarafal Anam, Addibai, atau Diiwan Hadroh. Karena berfungsi mengarak itulah, Rebana Ngarak tidak statis di satu tempat saja.

6. Gambang Kromong

Nama musik Gambang Kromong diambil dari nama alat musik yaitu Gambang dan Kromong. Selain Gambang dan Kromong, alat musik lainnya : kongahyan, tehyan, sukong, gendang, kempul, gong, gong enam, suling, kecrek, dan ningnong.

Sampai awal abad ke-19, lagu Gambang Kromong masih dalam bahasa Cina. Baru pada dasawarsa pertama abad ke-20, retepertoar lagu Gambang Kromong diciptakan dalam bahasa Betawi.

Dapat dikatakan Gambang Kromong merupakan musik pembauran yang harmonis. Dalam pergelarannya, orkes Gambang Kromong selalu membawakan lagu dua warna Cina dan Betawi. Warna Cina sangat kental dalam lagu-lagu instrumental yang disebut lagu phobin. Phobin terdiri dari beberapa judul yang masih berbahasa Cina, seperti Ma Tsu Thay, Kong Jie Lok, Phe Pan Tauw, Ban Kie Hwa, Phe Boo Tan, Ban Liauw, dan lain lain. Lagu Betawi yang sangat terkenal misalnya : Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik Nguknguk, Surilang, Lenggang Kangkung, Kudehel, Kicir-Kicir, Jali-Jali, dan lain-lain. Atau sering juga disebut jenis-jenis : stambul, jali-jali, dan persi.

Umumnya Gambang Kromong menjadi pengiring pertunjukan Lenong dan Tari Cokek atau tari-tari garapan baru. Sebenarnya Gambang Kromong dapat tampil secara mandiri. Artinya tampil membawakan lagu-lagu instrumental dan vokal.

Gambang Kromong biasanya ditanggap pada berbagai acara kemasyarakatan, seperti resepsi perkawinan, khitanan, ulang tahun, acara pemerintahan dan hari-hari besar nasional.

7. Gambang Rancag

Gambang Rancag terdiri dari dua unsur, yaitu : Gambang dan Rancag. Gambang berarti musik pengiringnya dan Rancag adalah pantun bercerita.

Gambang Rancag berarti nyanyian yang menuturkan cerita rakyat Betawi dalam bentuk pantun berkait. Gambang Rancag umumnya membawakan lakon jago, seperti: Si Pitung, Si Jampang, Si Angkri, dan lain-lain. Istimewanya lakon-lakon itu diubah menjadi pantun berkait. Lakon jago yang digubah menjadi pantun berkait dibawakan atau dinyanyikan oleh dua orang bergantian. Sama dengan berbalas pantun.

Dalam pegelaran Gambang Rancag selalu ada tiga bagian. Bagian pembukaan yang diisi dengan lagu instrumentalia disebut lagu phobin. Bagian ini berfungsi mengumpulkan penonton. Lagu-lagunya antara lain : Ma Tsu Thay, Kong Jie Lok, Phe Pan Tauw, Ban Kie Hwa, Phe Boo Tan, Ban Liauw.

Bagian kedua diisi dengan menampilkan lagu-lagu hiburan. Lagu hiburan disebut juga lagu sayur. Bagian ini berfungsi sebagai selingan sebelum ngerancag dimulai. Jenis lagu sayur banyak sekali, misalnya : Cente Manis, Kramat Karem, Sirih Kuning, Glatik Nguknguk, Surilang, Lenggang Kangkung, Kudehel, Kicir-Kicir, Jali-Jali, Kue Mangkok, Renggong Manis, Seren Balok, Siantan Landasan, Stambul, Stambul Bujuk, Stambul Bila, Stambul Caca, Stambul Jampang, Stambul Siliwangi, Persi Rusak dan Persi Jalan.

Bagian ketiga rancag. Lagu-lagu yang dibawakan dalam merancag adalah : Dendang Surabaya, Gelatik Nguknguk, Persi, phobin Jago, Phobin Tintin, dan Phobin Tukang Sado.

Seni Bela Diri:

1. Silat Beksi

Seni bela diri Beksi merupakan ilmu bela diri yang memadukan antara seni, keindahan, ketepatan dalam mencapai sasaran, kekuatan, kecepatan serta kedinamisan dalam gerak dan pukul yang taktis. Keseluruhan dari ilmu serta seni di atas terangkum dan tertata secara apik melalui dimensi kuda-kuda, gerak serang, pukulan dan sikut keras yang merupakan ciri khas tersendiri. Pola inilah yang membedakan ilmu bela diri Beksi dengan ilmu bela diri lainnya.

Dalam ilmu beladiri Beksi terdapat jurus-jurus yang memiliki ciri khas tersendiri. Jurus-jurus Beksi terkenal dengan pukulan serta tendangan yang keras, cepat, ringkas dan mengarah pada tempat-tempat yang mematikan tubuh lawan. Pada ilmu bela diri Beksi, sebelum mempelajari jurus, murid biasanya mengikuti syarat penerimaan murid yang disebut Rosulan atau Ngerosul, yaitu kegiatan atau ritual berupa tawasul disertai zikir tahlil memanjatkan doa pada Allah. Ini dimaksudkan agar dalam mempelajari seni bela diri Beksi diberi kemudahan, kekuatan, ketabahan dan kesabaran. Dalam jalan jurus Beksi, ada banyak gerakan yang menghentakkan kaki ke lantai, yang disebut gedig serta gerakan tangan yang sangat cepat. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melotot dan tidak berkedip dalam mengantisipasi gerak lawan.

Selain gerakan pada tangan maupun kaki, pelajaran senjata tajam juga diberikan, yaitu ilmu golok. Ilmu golok pada silat Beksi terdiri dari dua jurus, yaitu jurus golok satu dan dua. Ada pula perguruan Beksi yang mengajarkan jurus-jurus menggunakan tongkat atau toya. Jurus golok 1 dipecah lagi jadi jurus satu hingga jurus tujuh. Sementara jurus golok 2 dipecah menjadi dua jurus, yaitu jurus satu dan dua. Kombinasi jurus baik tangan kosong maupun golok sangat penting dalam Beksi sehingga bisa tercipta berbagai jurus lagi. Butuh proses, ketekunan, motivasi serta kesabaran untuk bisa mempelajari seni bela diri Beksi.

2. Silat Kancing 7 Bintang 12 Naga Berenang

Silat Kancing 7 Bintang 12 Naga Berenang (Kera Sakti / Naga Ngerem) merupakan aliran silat dari Kwitang yang dibawa oleh Si Gondrong Jagoan Kwitang. Silat Kancing 7 Bintang 12 Naga Berenang memiliki 12 jurus dasar yang semuanya mengandung nama-nama binatang kecuali 2 jurus terakhir.

3. Silat Tiga Berantai

Silat Tiga Berantai berasal dari permainan silat tokoh sejarah Jakarta, Pangeran Jayakarta. Tiga Berantai terdiri atas tiga aliran besar ilmu silat: Si Macan, Si Tembak, dan Si Karet. Perguruan silat Tiga Berantai ini didirikan oleh H. Achmad Bunawar (H. Mamak) pada tahun 1974.

Si Macan adalah ilmu silat yang dimiliki dan diwariskan Pangeran Jayakarta, Cirinya adalah serangan cakar jari tangan dengan landasan tenaga dalam yang kuat. Dalam pertarungan, cakar digunakan untuk menyerang titik lemah musuh, seperti mata dan tenggorokan.

Si Tembak adalah ilmu silat yang diwariskan Pangeran Sugiri, kerabat Pangeran Jayakarta. Ciri khasnya adalah menggunakan pukulan telapak kedua belah tangan dengan posisi tubuh yang tegap dan kuda-kuda yang kuat. Pukulan telapak yang terbuka serta dialiri tenaga dalam itu dilakukan dengan cepat dan berkali-kali dengan kedua lengan saling memukul sehingga menimbulkan bunyi. Si Karet, ilmu silat yang merupakan penggabungan dari berbagai aliran. Karakter gerakannya cepat dan keras serta memiliki variasi serangan dan gerak yang beragam.

Dengan warisan aliran silat yang begitu kaya, tidak mengherankan jika Tiga Berantai menjadi perguruan silat yang cukup disegani. Tiga Berantai, yang juga salah satu perguruan pendiri Ikatan Pencak Silat Indonesia, sering kali menguasai turnamen pencak silat dalam dan luar negeri serta telah mencetak banyak juara.

Juara nasional kategori seni dari Tiga Berantai, seperti Eko Wahyudi dan Uwais Qorni ( Iko Uwais ), sering kali mendapat undangan untuk pentas dan hadir di ajang atau event silat internasional yang diselenggarakan Persekutuan Silat Antar-Bangsa. Bahkan jenis silat ini digunakan Iko Uwais di dunia internasional dengan seni bela diri yang ditampilkan di film-film hollywood-nya.

4. Silat Silo Macan

Silat Betawi yang satu ini berasal dari Condet, Jakarta Timur. Tokohnya yang terkenal adalah Entong Gendut, pahlawan Betawi yang melakukan pemberontakan Villa Nova yang terkenal saat melawan pemerintah Belanda.

Seperti silat Betawi lainnya, Silat Silo Macan ini mempunyai karakter bertahan dan tidak mengenal tendangan. Tapi gabungan beberapa aliran membuat karakter gerakan silat terlihat unik. Ciri khas Silo Macan, misalnya, tampak dari kuda-kuda yang rendah. Latihannya pertama kali untuk membentuk kuda-kudanya adalah di kolong meja. Konsep unik lainnya adalah kuncian. Tangan lawan yang berhasil ditangkap dikunci untuk melumpuhkan atau digunakan untuk meredam serangan berikutnya.

5. Silat Sabeni

Silat Sabeni berasal dari daerah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Silat ini dinamakan aliran silat Sabeni karena aliran ini diperkenalkan oleh Sabeni bin Chanam. Aliran ini kemudian diwariskan dan diteruskan oleh M. Ali Sabeni (anak Sabeni). Sepeninggal M. Ali Sabeni, aliran ini dilanjutkan oleh Zulbachtiar bin M. Ali Sabeni (cucu Sabeni).  Saat ini merupakan pewaris utama ilmu silat aliran Sabeni yang terus dilestarikan hingga kini.

Aliran Sabeni memiliki 15 jurus dasar yang terbagi atas Jurus Jalan dan Jurus Inti. Jurus yang terkenal dan melegenda di seantero Betawi adalah jurus Kelabang Nyebrang dan Merak Ngigel. Ciri dari jurus Kelabang Nyebrang adalah gerakannya yang mengejar lawan dengan cepat seperti kelabang mengejar mangsanya berliku-liku, dengan dikombinasikan permainan tangan yang cepat tanpa henti yang dibarengi sesekali sabetan kaki kanan kiri secara bergantian. Jurus Kelabang Nyebrang ini apabila dilakukan dengan keluwesan dan kecepatan yang tinggi, memang akan sulit sekali untuk dihadapi karena konsentrasi lawan terpecah dua antara menghadapi serangan dari atas dan menghindari sabetan kaki agar tidak jatuh terbanting.

Selain Jurus Kelabang Nyebrang, Jurus Merak Ngigel juga tidak kalah tenarnya, banyak jagoan baik dari Betawi maupun luar Betawi dijatuhkan dengan jurus warisan dari Engkong Sabeni ini. Jurus Merak Ngigel memang unik, jurus ini meniru gerakan Merak yang sedang menari kasmaran membentangkan bulu-bulu ekornya sambil menggoyang-goyangkan pantatnya (ngigel) ke kanan dan ke kiri.

Aplikasi pada jurus adalah bulu-bulu ekor merak digantikan oleh tangan yang membentang pendek di depan dada yang lalu menarik kedua tangan lawan ke dekat dada yang diteruskan dengan pukulan siku dan serangan bawah mempergunakan pinggul, apabila dilakukan pada waktu yang tepat dan kecepatan yang tinggi diikuti gerakan memutar dari tubuh seperti putaran per, dapat mengakibatkan lawan terpental cukup jauh. Jurus Merak Ngigel biasanya dipergunakan untuk pertarungan yang sangat dekat/hampir tanpa ruang.

Jurus inti lainnya yang aplikasinya sulit dan menguras tenaga adalah Selat Bumi, yaitu penggabungan seluruh jurus dasar yang dimainkan dengan posisi kuda-kuda sangat rendah (hampir jongkok) dengan arah gerakan kaki berdasarkan arah mata angin. Jurus ini dimainkan awalnya dengan posisi kuda-kuda rendah lalu setelah selesai rangkaian jurusnya dimainkan di atas setelah selesai kembali turun (naik-turun-naik-turun dst), sehingga sangat menguras tenaga. Jurus ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi selain dari faktor tenaga juga gerakan, karena harus mampu membanting lawan dengan sabetan kaki dalam posisi kuda-kuda sangat rendah.

Walaupun aliran Sabeni berfokus kepada permainan tangan kosong tetapi aliran Sabeni juga mengenal permainan senjata yang hanya sebagai alat bantu yaitu Golok dan Cukin (kain panjang seperti selendang yang dililitkan di pinggang atau disampirkan di leher, berfungsi untuk menyabet tangan/kaki lawan serta mengambil senjata lawan). Kedua alat bantu ini baru diajarkan pada murid-murid yang sudah memasuki tahap kombinasi jurus.

6. Silat Cingkrik

Silat Cingkrik adalah salah satu dari kurang lebih 300 aliran silat Betawi. Keberadaan silat Cingkrik sendiri banyak ditemukan di Rawa Belong, Jakarta Barat. Cingkrik Goning dan Cingkrik Sinan adalah dua aliran Cingkrik yang masih bertahan hingga kini. Keduanya dinisbatkan pada nama pewarisnya Engkong Goning dan Engkong Sinan.

Karakter teknik bela dirinya adalah mengandalkan takedown atau bantingan. Cingkrik Goning misalnya, memiliki 80 teknik bantingan yang bisa dipelajari sampai tamat. Dua guru besar Cingkrik yaitu Engkong Goning dan Engkong Sinan mempunyai murid yang meneruskan ilmu beladiri ini kepada generasi muda. Pewaris Cingrik Goning sekarang adalah Tb. Bambang Sudradjat yang melatih di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia. Sementara Cingkrik Sinan terus bertahan dan berkembang di Rawa Belong dan sekitarnya. Penerus yang saat ini menonjol yaitu Bang Bachtiar.

SENI TEATER

1. Wayang. Kulit Betawi

Menurut beberapa sumber, Wayang Kulit Betawi berhubungan dengan penyerangan tentara Sultan Agung dari Mataram ke Batavia. Peristiwa ini terjadi pada saat Batavia dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen.

Meskipun Wayang Kulit Betawi bersumber dari Wayang Kulit Purwa, namun pada praktiknya pergelaran Wayang Kulit Betawi memperlihatkan kekhasannya tersendiri. Yang dimaksud dengan kekhasan tersendiri, yaitu cerita yang dibawakan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Betawi yang cair atau egaliter. Maka cerita yang disesuaikan dengan kondisi lokal Betawi lebih dominan. Oleh sebab itu, Wayang Kulit Betawi lebih merakyat, sederhana, polos, dan mementingkan keakraban dengan penontonnya.

Sampai tahun 1920-an musik yang mengiringi Wayang Kulit Betawi disebut Gamelan Ajeng. Alat musik Gamelan Ajeng terdiri atas: rebab, terompet, dua buah saron, gedemung, kromong, kecrek, gendang, kempul, dan goong.

2. Jipeng dan Jinong

Jipeng berarti akronim dari kata Tanji dan Topeng. Sebagai kesenian perpaduan, tata cara pergelaran Jipeng tidak berbeda dengan pergelaran Topeng. Bedanya pada awal pertunjukan dan kostum. Kostum yang digunakan pemain Jipeng lebih sederhana. Untuk penarinya, Jipeng cukup memakai kebaya, kain panjang, dan selendang panjang yang diikatkan di pinggang. Topeng diawali dengan lagu arang-arangan atau enjot-enjotan, Jipeng diawali dengan lagu-lagu mars dan was (wals) khas Tanjidor. Tema dan cerita yang dibawakan Jipeng tidak banyak berbeda dengan topeng.

Pertunjukan Lenong, khususnya Lenong Preman yang diiringi musik Tanjidor disebut Jinong. Jinong, pada masanya, berdiri sendiri sebagai teater rakyat. Lakon yang dibawakan Jinong biasanya sama dengan lakon yang dibawakan lenong. Lakon-lakon Si Jampang, Si Pitung, Si Angkri Jago Pasar Ikan, menjadi primadona dalam pertunjukan Jinong.

3. Topeng

Topeng dalam bahasa Betawi mempunyai tiga arti: kedok penutup wajah, teater atau pertunjukan, dan primadona atau penari. Topeng yang dimaksud di sini dalam pengertian pertunjukan atau teater rakyat Betawi.

Awalnya pertunjukan Topeng tidak menggunakan panggung tapi di tanah. Bila perkumpulan Topeng mengadakan pementasan, properti yang digunakan hanya colen atau lampu minyak bercabang tiga dan gerobak kostum diletakkan di tengah arena. Dengan kondisi itu pemain dan penonton tidak dibatasi dengan tirai atau dekor apapun. Pergantian adegan dilakukan dengan mengitari colen.

Pertunjukan Topeng diiringi oleh musik tabuhan Topeng. Tabuhan Topeng terdiri dari rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek, dan gong buyung. Lagu yang dimainkan khas daerah pinggir Jakarta. Nama lagunya antara lain : Kang Aji, Sulamjana, Lambangsari, Enjot-enjotan, Ngelontang, Glenderan, Gojing, Sekoci, Oncom Lele, Buah Kaung, Rembati, Lipet Gandes, Ucing-Ucingan, Gegot, Gapleh, Karantangan, Bombang, dan lain-lain.

4. Lenong Preman

Lenong terdiri atas dua macam. Pertama disebut Lenong Denes, kedua disebut Lenong Preman. Lenong Preman kebalikan dari Lenong Denes. Disebut dengan istilah Preman karena penggunaan bahasa dan kostum para pemainnya bersifat keseharian. Selain membawakan lakon bertema kerumahtanggan, Lenong Preman acap kali membawakan lakon jago, sehingga Lenong Preman sering pula disebut Lenong Jago. Disebut demikian karena cerita yang dibawakan umumnya kisah para jagoan, antara lain: Si Pitung, Jampang Jago Betawi, Mirah Dari Marunda, Si Gobang, Pendekar Sambuk Wasiat, Sabeni Jago Tenabang,  dan lain-lain.

Lenong Preman menggunakan bahasa Betawi dalam pementasannya. Dengan menggunakan bahasa Betawi, terjadi keakraban antara pemain dan penonton. Banyak penonton yang memberi respon spontan dan pemain menanggapi. Dialog dalam lakon Lenong umumnya bersifat polos dan spontan. Bahkan, sering kali pemain bebas mengeksplorasi ruang pertunjukan. Misalnya sang pemain dapat berlari atau berdialog di tengah-tengah penonton. Dengan kata lain, penonton dapat menjadi properti pertunjukan. Unsur seni yang juga menonjol di dalam pertunjukan Lenong Preman adalah seni maen pukulan (seni silat) dan pantun. Pada pertunjukan Lenong Preman yang sangat reguler, artinya pertunjukan yang benar-benar tradisional pergantian babak selalu ditandai dan ditentukan oleh lagu. Begitu pula pergantian adegan ditandai dengan pergantian layar. Misalnya, ketika adegan berlangsung di rumah, maka layar atau latar belakang panggung berganti dengan layar lukisan rumah. Dan begitu seterusnya.

5. Blantek

Blantek awalnya diakui sebagai teater topeng tingkat pemula. Di kalangan seniman Topeng, jika ada pemain Topeng yang bermain jelek, diejek dengan menyebutnya sebagai pemain Topeng Blantek.

Pada perkembangannya, Blantek memiliki identitas sendiri. Musik pengiringnya Rebana Biang. Di awal pertunjukan dibawakan lagu-lagu zikir dan shalawat. Kreativitas mereka berkembang dengan menampilkan Tari Blenggo, Pencak Silat, dan Sulap. Pertunjukan Blantek merupakan campuran antara tari, nyanyi, guyonan, dan lakon.

SENI TARI

1. Tari Lenggang Nyai

Nama dari tarian ini diambil dari sejarah seorang wanita bernama Nyai Dasimah. Nyai Dasimah adalah wanita yang berasal dari Jakarta yang mencari pasangan hidup. Nyai Dasimah memiliki dua pilihan yakni laki-laki pribumi dan laki-laki Belanda. Terjadi kebingungan dalam diri Nyai Dasimah saat memilih pasangan namun akhirnya Nyai Dasimah memilih laki-laki Belanda. Sepanjang kehidupannya dengan suami asal Belanda ini, Nyai Dasimah tidak dapat hidup tenang. Hal tersebut dikarenakan sang suami memiliki aturan yang sangat ketat. Nyai Dasimah merasa tidak memiliki kebebasan. Dari kisah ini kemudian terciptalah tari Lenggang Nyai yang diciptakan oleh Wiwiek Widiastuti. Ciri khas tarian ini adalah music Gambang Kromong yang digunakan sangat unik. Selain itu, para penari yang terdiri dari wanita  memakai kostum dengan warna merah. Warna merah ini melambangkan keberanian dan semangat.

2. Tari Cokek.

Tari Cokek adalah tari tradisional dari Betawi. Namun pada penampilannya, tari ini lebih mirip dengan budaya China. Hal tersebut dikarenakan wajah para penari yang menggunakan makeup berwarna putih tebal. Menggunakan music Gambang Kromong sebagai pengiringnya, tarian ini juga masih kental dengan adat Betawi. Salah satunya adalah penggunaan kostum Kebaya Betawi oleh para penari. Tarian ini digunakan sebagai tari penyambut tamu dan semua penarinya adalah wanita. Yang unik dari tari cokek ini adalah bagian gerakannya. Ada satu bagian di mana para tamu akan dipakaikan selendang di lehernya oleh para penari. Para tamu tidak diperbolehkan untuk menolak balutan selendang tersebut. Selanjutnya, para tamu pun diharuskan untuk mengikuti gerakan para penari dan menari bersama.

3. Tari Yapong

Tari Yapong merupakan salah satu tarian yang biasa ditampilkan saat acara Ulang Tahun Jakarta. Tarian ini didirikan pada tahun 1975 oleh seorang budayawan bernama Bagong Kusudiardjo. Nama tarian ini memang sangat unik karena tidak ada sejarah yang melatarbelakangi pembuatan namanya. Nama tarian ini terdiri dari dua kata yakni “ya” dan “pong”. Kata “ya” diambil dari lagu yang digunakan dalam tarian ini sedangkan kata “pong” diambil dari suara music yang mengiringi. Sehingga terbentuklah nama yapong untuk tarian ini. Tarian Betawi Yapong ini merupakan salah satu kesenian tari tradisional yang terus dilestarikan oleh masyarakat dan dinas terkait. Tarian ini diiringi oleh music dari rebana ketimpring, rebana biang, dan juga hadroh.

4. Tari Topeng Betawi

Tarian yang selanjutnya adalah tari topeng Betawi. Tarian ini adalah kesenian yang menggabungkan antara seni tari dan drama. Tarian ini seperti halnya pertunjukan teater namun disuguhkan dalam bentuk tarian. Pada awalnya, tari topeng ini adalah salah satu pertunjukan teater tradisional. Dalam pertunjukannya, ada seni tari yang diselipkan. Selain menjadi salah satu warisan budaya Betawi, tari topeng ini juga sudah mendunia. Tari topeng ini juga sering ditampilkan pada acara khitanan dan juga pernikahan adat betawi. Tari ini dibawakan oleh para penari yang menggunakan topeng, di mana topeng tersebut tidak menggunakan tali ataupun karet. Topeng yang digunakan ini terbuat dari kayu yang dicat warna warni. Para penari harus menggigit bagian dalam topeng agar dapat melekat saat tari dilakukan. Tari topeng ini diiringi dengan alat musik kempul, rebab, gong, kecrek, kromong tiga, kulanter, dan gendang besar. Terlihat peralatan music yang digunakan sangat lengkap dan juga banyak. Sedangkan untuk kostum yang digunakan para penari yakni baju adat Betawi.

5. Tari Sirih Kuning

Tari Sirih Kuning adalah tarian yang digunakan dalam upacara pernikahan adat Betawi. Dinamakan sirih karena pada tarian ini digunakan sirih dare berwarna kuning. Sirih ini diberikan kepada kedua calon pengantin. Gerakan dalam tari sirih kuning ini merupakan gerakan kombinasi dengan tari cokek. Tarian ini menunjukkan adanya sepasang penari pria dan wanita. Pada zaman dahulu, tarian ini merupakan tarian betawi laki-laki dan perempuan, namun sekarang menjadi tari anak-anak. Tari ini pun tidak dilakukan berpasang-pasangan lagi.  Kini, tarian ini sering ditampilkan ketika ada acara besar ataupun acara adat. Music khas dari tari Sirih Kuning ini adalah Gambang Kromong.

6. Tari Kembang Lambang Sari.

Tari ini memiliki nama yang cukup panjang, tari kembang lambang sari. Sejarah dari tarian ini adalah kisah Bapak Jantuk Teater Topeng Betawi. Kisah tersebut menginspirasi sehingga terciptalah tari Kembang Lambang Sari ini. Kisah Bapak Jantuk adalah sebuah kisah yang sangat hebat yakni di mana seorang ayah yang sangat bahagia mengasuh anaknya. Rasa bahagia ini berubah menjadi suatu gerakan tari yang indah dan menarik perhatian.

6. Tari Lenggo Jingke

Tari Lenggo Jingke merupakan salah satu nama tarian yang berasal dari bahasa Betawi. Arti dari lenggo jingke adalah melenggang dengan kaki yang berjinjit. Tari ini merupakan tari yang memiliki gerakan berdiri dengan ujung kaki yang berjinjit. Tarian ini biasa ditampilkan oleh para penari wanita yang berkelompok. Unsur pertama dari tarian ini adalah berjinjit sesuai dengan namanya.

7. Tari Nandak Ganjen

Tarian ini mungkin sedikit tidak familier oleh orang luar. Nama tarian ini sangat unik yang terdiri dari dua kata, yakni nandak dan ganjen. Kata nandak berarti menari sedangkan kata ganjen berarti genit. Sehingga jika digabungkan, arti dari nandak ganjen adalah menari dengan genit dan lemah gemulai. Hal ini tersirat dari gerakan para penarinya yang lincah dan genit karena dibawakan oleh wanita remaja.